Mari kita mulai cerita ini, cukup kalian dengarkan saja
Karena saya mengerti, kalian tidak akan pernah merasakan sama seperti saya.
Seperti juga saya terhadap kalian.
Sudahlah, mari kita mulai saja cerita saya ini.
Sungguh, saya tidak tahu harus memulai darimana.
Karena semua cerita saya ini hanya isyarat. Dan isyarat ini hanya untuk saya dan bagi saya.
Sungguh, saya takut kalau ia menangkap isyarat ini. Saya takut ia menangkap asa ini, lalu berlalu dengan asa yang terpendam.
Cukup, cukup saya saja yang merasakan isyarat ini.
Cukup, cukup saya saja yang merasakan asa ini.
Saya tidak ingin ia tahu, saya tidak ingin ia merasa.
Biar, biar saya saja yang sakit atas isyarat dan asa ini.
Biar saja saya sakit, ketika isyarat ini terhimpit oleh asa yang sakit.
Karena saya terlalu takut akan kekecewaan,
Karena saya terlalu takut akan penolakan.
Saya tidak berani menyampaikan asa. Saya tidak beran menyampaikan rasa.
Cukup bagi saya untuk melihat sang asa.
Tanpa diketahui, tanpa dirasakan.
Saya sakit ketika melihat ia dengan asa lainnya, saya pedih.
Saya ingin berteriak
Hei, sang asa, tahu kah kau ada saya yang mengharapkan asamu, ada saya
yang sakit akan asa?
Tapi, saya tak berani berkata bahkan berteriak
Andai saja isyarat ini cukup membuat asa sadar.
Tunggu, saya tak ingin sang asa sadar akan isyarat.
Saya hanya ingin sang asa tersimpan indah dalam ingatan.
Biarlah saya bercinta dengan ingatan akan sang asa.
Biarlah saya menimpan dan merekat sang asa,
dalam rasa, pikiran, dan asa sedih ini.
Cukup bagi saya........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar